Wednesday, November 19, 2014

Makalah Manajemen : Struktur Maturnitas Utang Perusahaan Manufaktur


Makalah Manajemen : Struktur Maturnitas Utang Perusahaan Manufaktur
contoh makalahMakalah ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah leverage, liquidity, tax, firm size, growth opportunities, asset maturity dan firm quality mempengaruhi pilihan maturitas utang perusahaan Indonesia yang bergerak di industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Jumlah obyek penelitian yang digunakan adalah 85 perusahaan dengan total observasi sebanyak 255. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil temuan dari penelitian ini yaitu variabel leverage, liquidity, dan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap pilihan debt maturity perusahaan. Variabel tax dan firm quality memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pilihan debt maturity perusahaan. Dua variabel lainnya yaitu growth opportunities dan asset maturity terbukti memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap pilihan debt maturity perusahaan. 
Makalah dengan judul lengkap DETERMINAN PILIHAN STRUKTUR MATURITAS UTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA bisa di baca dibawah ini:

 DETERMINAN PILIHAN STRUKTUR MATURITAS UTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
ANTI MARCELLIA DWI

Keywords: Debt Maturity, leverage, liquidity, tax rate, firm size, growth opportunities, asset maturity, firm quality

Salah satu keputusan penting dalam bidang keuangan adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan merupakan keputusan terkait pemilihan sumber dana yang paling murah untuk membiayai investasi dan operasional perusahaan. Ada dua macam sumber dana: (1) dana pinjaman, seperti utang bank dan obligasi (2) modal sendiri, seperti laba ditahan dan saham (Sudana, 2011:3). Sumber dana berupa modal sendiri merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, sedangkan sumber dana berupa dana pinjaman dan saham adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Keputusan pendanaan yang dibahas dalam penelitian ini adalah terkait dengan kebijakan utang dimana perusahaan menentukan pilihan struktur maturitas atau pilihan jangka waktu utang yang digunakan.
Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibagi menjadi dua: (1) jangka panjang, dan (2) jangka pendek (Sudana, 2011:3). Menurut Barclay dan Smith (1995) ketika perusahaan memilih utang sebagai sumber pendanaan, maka perusahaan juga harus mempertimbangkan kebijakan-kebijakan financial yang lain, misalnya: maturitas utang. Pemilihan maturitas utang menjadi hal penting yang harus ditentukan oleh perusahaan. Pemilihan struktur maturitas utang juga dapat digunakan oleh perusahaan sebagai alat pensinyalan untuk menyediakan informasi tentang kualitas, kredibilitas dan prospek mendatang dari perusahaan.

Beberapa teori tentang pilihan struktur maturitas utang telah dikembangkan dalam literatur keuangan, yaitu the contracting cost hypothesis, the asymmetric information hypothesis dan tax hypothesis (Stephan et al., 2011). The contracting cost hypothesis membicarakan tentang biaya keagenan dimana dikatakan bahwa biaya keagenan dapat memicu terjadinya masalah underinvestment apabila proyek dengan NPV positif tidak diambil perusahaan. Masalah underinvestment berkaitan dengan growth opportunity perusahaan. Ketika perusahaan memiliki growth opportunity yang tinggi, maka ia akan cenderung aktif berinvestasi sehingga memiliki free cash flow yang rendah. Akibatnya, perusahaan akan mempertimbangkan penggunaan utang dalam mendanai investasinya. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara pemegang saham, manajer dan kreditor. Barnea, et al. (1980) berpendapat bahwa mencocokkan struktur maturitas utang (debt maturity) agar cocok dengan umur ekonomis aset (asset maturity) dapat membantu untuk mengurangi biaya keagenan dari masalah underinvestment dan risk shifting.
 The asymmetric information mengarah pada hipotesis signaling. Penerbitan utang atau saham bisa dipandang sebagai sinyal dari manajemen perusahaan yang menunjukkan pandangan mereka terhadap prospek perusahaan di masa mendatang atau mengindikasikan tentang kualitas kredit (firm quality) perusahaan. Selain itu, penerbitan utang oleh perusahaan baik jangka panjang maupun pendek juga dapat menunjukkan tentang likuiditas (liquidity) dari perusahaan tersebut.
 Ketika perusahaan memutuskan menggunakan utang atau dana pinjaman untuk mendanai operasionalnya, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut menggunakan leverage. Penggunaan leverage dalam perusahaan akan berkaitan dengan risiko likuiditas dari sebuah perusahaan. Manajemen perusahaan harus bijaksana dalam menentukan kebijakan utangnya agar tidak mengalami financial distress karena tingginya tingkat utang yang digunakan.
 The tax hypothesis menganalisis implikasi pajak dari pilihan maturitas utang. Adanya tax shield akan mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan utangnya sampai pada titik tertentu yang dapat berdampak pada peningkatan nilai perusahaan tersebut. Selain teori-teori tersebut, terdapat variabel yang bisa mempengaruhi pilihan struktur maturitas utang perusahaan, yaitu ukuran perusahaan (Firm size). Ukuran perusahaan berkaitan dengan tingkat tangible assets yang dimiliki dan kemudahan dalam mengakses pihak eksternal untuk memperoleh utang.
 Kebijakan utang perusahaan sangatlah penting karena akan mempengaruhi nilai perusahaan. Adanya leverage, liquidity, tax, firm size, growth opportunities, asset maturity dan firm quality dapat menjadi bahan pertimbangan manajemen dalam memilih utang yang akan digunakan perusahaan. Selain itu, peningkatan penggunaan utang jangka panjang maupun jangka pendek dalam perusahaan manufaktur di Indonesia juga menimbulkan pertanyaan tentang hal-hal apa sajakah yang mempengaruhi manajemen perusahaan untuk mengambil kebijakan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan mengambil judul “Determinan Pilihan Struktur Maturitas Utang Perusahaan Manufaktur di Indonesia”.

untuk contoh makalah ekonomi manajemen ini bisa di download disini

No comments:

Post a Comment