Makalah Manajemen : Struktur Maturnitas
Utang Perusahaan Manufaktur
Makalah ini bertujuan untuk
menguji dan mengetahui apakah leverage, liquidity, tax, firm size, growth
opportunities, asset maturity dan firm quality mempengaruhi pilihan maturitas
utang perusahaan Indonesia yang bergerak di industri manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Jumlah obyek penelitian yang digunakan
adalah 85 perusahaan dengan total observasi sebanyak 255. Penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda. Hasil temuan dari penelitian ini yaitu
variabel leverage, liquidity, dan firm size berpengaruh positif signifikan
terhadap pilihan debt maturity perusahaan. Variabel tax dan
firm quality memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pilihan debt
maturity perusahaan. Dua variabel lainnya yaitu growth opportunities dan asset
maturity terbukti memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap pilihan debt
maturity perusahaan.
Makalah dengan judul lengkap DETERMINAN PILIHAN STRUKTUR MATURITAS
UTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA bisa di baca dibawah ini:
DETERMINAN PILIHAN STRUKTUR MATURITAS
UTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
ANTI MARCELLIA DWI
Keywords: Debt Maturity, leverage,
liquidity, tax rate, firm size, growth opportunities, asset maturity, firm
quality
Salah
satu keputusan penting dalam bidang keuangan adalah keputusan pendanaan.
Keputusan pendanaan merupakan keputusan terkait pemilihan sumber dana yang
paling murah untuk membiayai investasi dan operasional perusahaan. Ada dua
macam sumber dana: (1) dana pinjaman, seperti utang bank dan obligasi (2) modal
sendiri, seperti laba ditahan dan saham (Sudana, 2011:3). Sumber dana berupa
modal sendiri merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri, sedangkan sumber dana berupa dana pinjaman dan saham adalah sumber
dana yang berasal dari luar perusahaan. Keputusan pendanaan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah terkait dengan kebijakan utang dimana perusahaan
menentukan pilihan struktur maturitas atau pilihan jangka waktu utang yang
digunakan.
Keputusan
pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibagi menjadi dua: (1) jangka
panjang, dan (2) jangka pendek (Sudana, 2011:3). Menurut Barclay dan Smith
(1995) ketika perusahaan memilih utang sebagai sumber pendanaan, maka
perusahaan juga harus mempertimbangkan kebijakan-kebijakan financial yang
lain, misalnya: maturitas utang. Pemilihan maturitas utang menjadi hal penting
yang harus ditentukan oleh perusahaan. Pemilihan struktur maturitas utang juga
dapat digunakan oleh perusahaan sebagai alat pensinyalan untuk menyediakan informasi
tentang kualitas, kredibilitas dan prospek mendatang dari perusahaan.
Beberapa
teori tentang pilihan struktur maturitas utang telah dikembangkan dalam
literatur keuangan, yaitu the contracting cost hypothesis, the asymmetric
information hypothesis dan tax hypothesis (Stephan et al.,
2011). The contracting cost hypothesis membicarakan tentang biaya
keagenan dimana dikatakan bahwa biaya keagenan dapat memicu terjadinya masalah underinvestment
apabila proyek dengan NPV positif tidak diambil perusahaan. Masalah underinvestment
berkaitan dengan growth opportunity perusahaan. Ketika perusahaan
memiliki growth opportunity yang tinggi, maka ia akan cenderung aktif
berinvestasi sehingga memiliki free cash flow yang rendah. Akibatnya, perusahaan
akan mempertimbangkan penggunaan utang dalam mendanai investasinya. Hal ini
dapat menyebabkan konflik antara pemegang saham, manajer dan kreditor. Barnea, et
al. (1980) berpendapat bahwa mencocokkan struktur maturitas utang (debt
maturity) agar cocok dengan umur ekonomis aset (asset maturity) dapat
membantu untuk mengurangi biaya keagenan dari masalah underinvestment dan
risk shifting.
The
asymmetric information mengarah pada hipotesis signaling. Penerbitan
utang atau saham bisa dipandang sebagai sinyal dari manajemen perusahaan yang
menunjukkan pandangan mereka terhadap prospek perusahaan di masa mendatang atau
mengindikasikan tentang kualitas kredit (firm quality) perusahaan.
Selain itu, penerbitan utang oleh perusahaan baik jangka panjang maupun pendek
juga dapat menunjukkan tentang likuiditas (liquidity) dari perusahaan
tersebut.
Ketika
perusahaan memutuskan menggunakan utang atau dana pinjaman untuk mendanai
operasionalnya, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut menggunakan leverage.
Penggunaan leverage dalam perusahaan akan berkaitan dengan risiko
likuiditas dari sebuah perusahaan. Manajemen perusahaan harus bijaksana dalam
menentukan kebijakan utangnya agar tidak mengalami financial distress karena
tingginya tingkat utang yang digunakan.
The
tax hypothesis menganalisis implikasi pajak dari pilihan maturitas utang.
Adanya tax shield akan mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan
utangnya sampai pada titik tertentu yang dapat berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan tersebut. Selain teori-teori tersebut, terdapat variabel yang bisa
mempengaruhi pilihan struktur maturitas utang perusahaan, yaitu ukuran
perusahaan (Firm size). Ukuran perusahaan berkaitan dengan tingkat tangible
assets yang dimiliki dan kemudahan dalam mengakses pihak eksternal untuk
memperoleh utang.
Kebijakan utang perusahaan sangatlah penting
karena akan mempengaruhi nilai perusahaan. Adanya leverage, liquidity, tax,
firm size, growth opportunities, asset maturity dan firm quality dapat
menjadi bahan pertimbangan manajemen dalam memilih utang yang akan digunakan
perusahaan. Selain itu, peningkatan penggunaan utang jangka panjang maupun
jangka pendek dalam perusahaan manufaktur di Indonesia juga menimbulkan
pertanyaan tentang hal-hal apa sajakah yang mempengaruhi manajemen perusahaan
untuk mengambil kebijakan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
dengan mengambil judul “Determinan Pilihan Struktur Maturitas Utang Perusahaan
Manufaktur di Indonesia”.
untuk contoh makalah ekonomi manajemen ini bisa di download disini
untuk contoh makalah ekonomi manajemen ini bisa di download disini
No comments:
Post a Comment