Monday, November 17, 2014

Contoh Makalah Membangun Budaya Baca Pada Masyarakat Marginal

contoh makalah membacaMakalah Membangun Budaya Baca Pada Masyarakat Marginal  

Makalah Membangun Budaya Baca Pada Masyarakat Marginal merupakan makalah tentang budaya membaca pada masyarakat marginal. Dalam makalah sebanyak enam halaman ini diuraikan berbagai pengertian tentang Menumbuhkan kebiasaan membaca harus dimulai sejak dini.

makalah ini juga menguraikan Rendahnya budaya baca pada masyarakat Indonesia pada saat ini di pengaruhi oleh banyak faktor, selanjutnya makalah bisa dibaca dibawah ini :

MEMBANGUN BUDAYA BACA PADA MASYARAKAT MARGINAL 
Disampaikan Dalam Seminar “Surabaya Membaca” 
Oleh H. DIDIT HAPE

Iqro’ yang secara harfiah berarti Bacalah, merupakan penggalan dari ayat pertama Surat Al-‘Alaq. Dan Surat ini merukan Wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini memberikan pelajaran yang tersurat maupun yang tersirat bahwa Membaca merupakan suatu hal yang penting dan harus dilakukan oleh semua orang. Di samping itu terdapat juga sebuah pepatah yang menyatakan bahwa “Dengan membaca kita bisa genggam dunia”. Buku adalah jendela pengetahuan. Dengan membaca buku, kita dapat menyerap banyak informasi, dapat berkelana ke berbagai negara, bahkan ke dunia dongeng sekalipun. Pendeknya, dengan membaca, wawasan pengetahuan kita akan semakin luas. Namun, sayangnya tidak semua anak gemar membaca.
Membaca sendiri berarti adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.

Menumbuhkan kebiasaan membaca harus dimulai sejak dini. Orang tua atupun guru atau pendamping berperan penting dalam menumbuhkan kegemaran membaca buku anak-anak. Untuk menjadikan masyarakat memiliki kegemaran membaca, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pepatah Inggris mengatakan we first make our habits, then our habits make us (Sebuah watak akan muncul, bila kita membentuk kebiasaan terlebih dahulu. Artinya, bila kita menginginkan masyarakat mempunyai kegemaran membaca buku, maka membaca buku perlu dibiasakan sejak kecil.

Berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, United Nation Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia pada saat ini jauh di bawah negara-negara Asia lainnya. Indonesia tampaknya harus banyak belajar dari negara-negara maju yang memiliki tradisi membaca cukup tinggi. Jepang, Amerika, Jerman, dan negara maju lainnya yang masyarakatnya punya tradisi membaca buku, begitu pesat peradabannya. Masyarakat negara tersebut sudah menjadikan buku sebagai sahabat yang menemani mereka kemana pun mereka pergi, ketika antre membeli karcis, menunggu kereta, di dalam bus, mereka manfaatkan waktu dengan kegiatan produktif yakni membaca buku. Di Indonesia kebiasaan ini belum tampak.

Pada jaman dahulu budaya membaca dan menulis sangat tinggi pada masyarakat Nusantara, terutama pada Zaman kerajaan kuno Nusantara. Hal ini terlihat dari banyaknya tulisan-tulisan berupa karya sastra yang sangat tersohor yang ditulis oleh para Empu seperti: Krisnayana yang ditulis pada masa raja Jayawarsa, Bharata Yudha karangan Empu Seda dan Empu Panuluh pada masa Raja Jayabaya, Arjuna Wiwaha Karangan Empu Kanwa, Smaradhana karangan Empu Dharmaja. Kitab Negarakertagama oleh Empu Prapanca, Sutasoma & Arjunawiwaha oleh Empu tantular, Babad, dan juga Pararaton dll. Hal itu menunjukan bahwa pada jaman dahulu masyarakat Nusantara memiliki budaya baca yang sangat tinggi, disamping itu mereka juga mempunyai kegemaran untuk menulis terutama kitab-kitab sastra. Hal itu menunjukkan adanya penurunan terutama dalam hal budaya baca pada masyarakat sekarang ini.

Untuk membaca lengkap bisa di download disini

No comments:

Post a Comment