Contoh pendahuluan tesis ini membahas tentang Pembangunan ekonomi sering dipertentangkan dengan konservasi sumber daya alam. Bahkan ada yang mengatakan konservasi sumber daya alam dapat menghambat pembangunan ekonomi atau memiskinkan masyarakat.
INTISARI: Potensi utama yang dimiliki Desa Jatiluwih adalah
pemandangan alam yang asri dan budaya petani yang masih kental. Pada tahun
2012, Desa Jatiluwih ditetapkan selaku salah satu dari empat kawasan yang
mendukung satu kesatuan Bali Cultural Landscape Subak System yang telah
ditetapkan UNESCO selaku Warisan Budaya Dunia/ World Heritage. Keadaan itu
membuat ancaman adanya terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non
pertanian guna mendukung akomodasi pariwisata di Desa itu. Keadaan itu membuat
Pemeintah Kabupaten Tabanan menetapkan Subak Desa Jatiluwih seluas 303 selaku
salah satu zona lahan abadi untuk tanaman padi di Kecamatan Penebel, Kabupaten
Tabanan. Penelitian ini bertujuan untuk: Pertama, mengidentifikasi nilai guna
lahan dari zona lahan abadi untuk tanaman padi Desa Jatiluwih. Kedua,
mengidentifikasi nilai yang dihasilkan oleh zona lahan abadi untuk tanaman padi
di Desa Jatiluwih dengan menggunakan konsep Total Economic Value (TEV). Dari
hasil estimasi diperoleh rata-rata nilai guna lahan sebesar 13 persen dari
estimasi nilai lahan optimal. Nilai manfaat langsung zona lahan abadi untuk
tanaman padi diperoleh berdasarkan formula hasil produksi padi kawasan ini
dengan menggunakan metoda dampak produksi padi adalah sebesar Rp11.633.530.533
per tahun. Manfaat tidak langsung dari zona lahan abadi untuk tanaman padi
dengan menggunakan Contingent Valuation Method selaku daerah resapan air adalah
sebesar Rp147.061.917 selaku penahan banjir dan erosi sebesar Rp149.482.690 selaku
pelestarian lingkungan adalah sebesar Rp229.973.369. Nilai bukan manfaat dibagi
menjadi dua, yaitu nilai keberadaan (existence value) dan nilai warisan
(bequest value) dengan menggunakan Contingent Valuation Method masing- masing
diperoleh sebesar Rp477.497.337 per tahun dan Rp627.585.220 per tahun. Jadi,
nilai ekonomi total dari zona lahan abadi untuk tanaman padi di Desa Jatuluwih
adalah sebesar Rp11.633.530.533 per tahun atau sebesar Rp38.394.490 per hektar
per tahun.
selangkapnya dari contoh pendahuluan tesis dengan program studi ekonomi pembangunan ini ada dibawah :
Valuasi Ekonomi Sumber Daya Lahan Pertanian
“Zona Lahan Abadi Untuk Tanaman Padi” Di Desa Jatiluwih Kabupaten Tabanan
Putu Pujawati
Pembangunan ekonomi sering dipertentangkan
dengan konservasi sumber daya alam. Bahkan ada yang mengatakan konservasi
sumber daya alam dapat menghambat pembangunan ekonomi atau memiskinkan
masyarakat (Rufendi, 2012: 12). Perubahan dalam penggunaan dan pengelolaan
lahan berlangsung sangat dinamis sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan
kebutuhan masyarakat. Pengelolaan lahan pertanian lebih banyak didorong oleh
orientasi ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek tanpa
memperhitungkan manfaat yang hilang atau kerugian yang mungkin terjadi akibat
berkurang atau hilangnya fungsi lingkungan lahan pertanian (Sandy, 1992: 3).
Pada
kenyataannya konservasi lahan bersifat dilematis. Adanya peningkatan jumlah
penduduk dan pertumbuhan kegiatan ekonomi memerlukan lahan. Disisi lain adanya
pertambahan penduduk tersebut memerlukan supply bahan pangan yang
banyak, artinya diperlukan lahan pertanian yang luas, padahal lahan merupakan
sumberdaya yang terbatas jumlahnya. Kondisi yang demikian menyebabkan
persaingan yang ketat dalam pemanfaatan lahan sehingga akan berakibat pada
meningkatnya nilai lahan (land rent). Pada umumnya penggunaan lahan
untuk pertanian akan selalu dikalahkan (Zenaldi, 1999: 129).
Sektor
pertanian mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini
menyebabkan lahan pertanian menjadi faktor produksi pertanian yang utama dan
unik karena sulit digantikan dalam sebuah proses usaha pertanian.
Secara
filosofis, lahan memang memiliki peran dan fungsi sentral bagi masyarakat
Indonesia yang bercorak agraris. Ini karena di samping memiliki nilai ekonomis,
lahan juga memiliki nilai sosial, bahkan religius. Akan tetapi, lahan pertanian
menghadapi permasalahan konversi lahan subur pertanian dan degradasi lahan.
Sementara keberlanjutan lahan subur yang ada tidak terjamin, pencetakan lahan
sawah baru pun relatif kecil. Padahal, ketersediaan lahan dalam usaha pertanian
merupakan conditio sine-quanon (syarat mutlak) untuk mewujudkan peran
sektor pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture), terutama
dalam mewujudkan ketahanan pangan secara nasional. Hal ini tentu amat
disayangkan mengingat potensi sektor pertanian Indonesia yang membanggakan
(Panudju, 2010: 4).
Selengkapnya dari contoh pendahuluan tesis bisa di download disini
No comments:
Post a Comment